Pemimpin merupakan seorang tokoh yang dipercaya oleh rakyat untuk memimpin suatu tempat. Seorang pemimpin memang merupakan orang dengan jabatan tertinggi di suatu tempat. Lalu, apakah dengan dia yang punya jabatan tinggi bisa semaunya menjalankan roda organisasi dengan kemauannya dia saja tanpa mempedulikan rakyatnya? Tentu saja jawabannya, TIDAK. Bagaimana pun seorang pemimpin itu seharusnya bisa melayani umatnya. Kepeduliannya terhadapa rakyat haruslah lebih tinggi ketimbang ego yang ia punya layaknya sebagai pemimpin.
Sebelum ia terpilih menjadi pemimpin, ia pasti punya segudang rencana untuk dapat terpilih atau mempromosikan dirinya menjadi seorang pemimpin didalam tempatnya. Rakyat pun menimbang dan memilih mana pemimpin yang layak dipilih untuk menjadi pemimpin mereka. Ketika sudah ada yang terpilih dan layak menjadi pemimpin maka ia harus melaksanakan dan menjalankan amanah dan pekerjaan rumah tersebut dengan baik, jujur, dan memuaskan rakyat. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka kelak Allah SWT akan mempertanyakan kepemimpinannya tersebut di hari akhir.
Lalu, apakah hanya orang yang mempunyai gelar tertinggi dalam pendidikannya yang bisa menjadi seorang pemimpin? Dan jawabannya, TIDAK. Sesungguhnya disaat kita lahir ke dunia ini pun, kita semua sudah dibekali jiwa kepemimpinan oleh Allah SWT.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah:30).
Di dalam ayat tersebut dibeberkan secara jelas, kalau sesungguhnya manusia itu adalah khalifah dan seorang khalifah itu adalah seorang pemimpin. Dan di ayat tersebut pun malaikat pernah memberi sebuah argumentasi kepada Allah, akan tetapi Allah menegaskan kembali kalau sesungguhnya manusia itu adalah seorang khalifah atau pemimpin yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk membuat dunia ini menjadi tentram dan sejahtera.
Siapakah pemimpin yang patut kita contoh? Jawabanya adalah Nabi Muhammad SAW. Di dalam buku “100 Orang yang Berperan Besar di Dunia” pun mencantumkan nama paling pertama dan di posisi teratas sebagai orang yang berperan besar di dunia adalah Nabi Muhammad SAW. Dan memang hanya Dia orang yang patut kita contoh sebagai pemimpin.
Rasulullah SAW merupakan pemimpin yang tangguh. Sifatnya yang pantang menyerah dalam menyebarkan agama Islam ke seluruh kaum di tempat tinggalnya adalah salah satu dari beberapa sifat positif yang Dia miliki.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (Ibrahim:24-25).
Dalam ayat tersebut menjelaskan ataupun bisa dibilang jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang tangguh seperti Rasulullah SAW harus diibaratkan seperti pohon yang akar, batang, dan buahnya seimbang. Andai kata, akar itu sebagai akidah atau ikatan kita terhadap Allah SWT yang telah menjadikan kita sebagai pemimpin di dunia ini; lalu, batang sebagai ibadah atau amalan kita kelak kita menjalankan sebuah roda organisasi yang dijalankan oleh seorang pemimpin; dan yang terakhir, ialah buah sebagai hasil atau akhlak seorang pemimpin akan terlihat pada akhirnya.
Dan itu lah yang ada dari diri Rasulullah SAW, Dia pernah dicaci, dimaki, dilempari oleh batu tapi Dia tidak menyerah terhadap keadaan malah Dia lebih semangat lagi karena itu adalah amanat yang diberikan oleh Allah SWT olehnya dan keadaan tersebut yang membuat Dia untuk mencerahkan rakyatnya sehingga menimbulkan sebuah hasil yang positif pada rakyatnya agar terhindar dari jalan yang sesat.
Dan janganlah kamu menjadi pemimpin yang lemah seperti dalam Surat Ibrahim ayat 26: “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi;tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun”.
So, mulai dari sekarang dan saat ini juga coba tanamkan sifat-sifat positif yang ada dalam diri Rasulullah seperti Sidiq atau benar, Amanah atau dapat dipercaya, Fathonah atau cerdas, Tabligh atau menyampaikan, agar kita bisa menjadi pemimpin yang tangguh dalam berorganisasi maupun tangguh dalam kepercayaan kita kepada Allah. Dan jangan pernah menyerah jika kamu merasa gagal dalam kepemimpinanamu ketika kamu menjadi pemimpin. Tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan, dan itu yang terjadi oleh Nabi Muhammad SAW di zamannya.
(Mauludi Rismoyo)