Minggu, 12 Februari 2012

JAM KARET Sekedar Budaya atau Penyakit Menular???

“Aduh..!! Di mading tertulis jam 8 ternyata sampai jam 9 pun acara belum dimulai juga. Kebangetan!! Kalo gitu mah gue ga usah datang pagi-pagi deh.” Ucap si X.
“Haha.. Udah kebiasaan kali, sob” celetuk si Y.
Gimana rasanya coba jika anda menjadi si X? Pastinya ga enak, kan! Nah inilah budaya yang selama ini katanya sudah melekat erat pada diri masyarakat kita yaitu budaya Jam Karet. Budaya jam karet yang sudah melekat tanpa disadari atau tidak oleh masyarakat Indonesia ini mengarah pada sifat-sifat yang negatif yaitu tidak membangun menuju kemajuan, menunda-nunda pekerjaan, tidak disiplin terhadap peraturan yang sudah berlaku, dan kurang menyadari betapa pentingnya waktu dalam kehidupan sehari-hari kita.
Walaupun sebenarnya masyarakat kita tidak semuanya seperti itu (tepat waktu), tetapi  sayangnya mayoritas masyarakat kita adalah orang yang bertipe seperti ini. Jadi mau tidak mau budaya jam karet ini akan terus melekat erat pada diri kita.
Kalau saja kita bisa memanfaatkan waktu kita tanpa membuangnya percuma, itu akan menjadi lebih baik buat kita. Pekerjaan kita bisa segera terselesaikan sebelum waktunya, urusan kita bisa cepat kelar tanpa tergesa-gesa itu jika kita dapat menghargai waktu semaksimal mungkin. Bayangkan jika kita selalu molor waktu, semuanya bisa tidak maksimal, pikiran bisa saja tak terkoneksi dengan baik akibat capek terlebih dahulu di jalanan.
Saya pernah melihat salah satu video di Youtube, di video itu menggambarkan kehidupan sehari-hari yang dalam video itu menyebutkan kalau dalam sehari ada kurun waktu 8 jam untuk kita melakukan beberapa kegiatan. Bayangkan jika 8 jam itu masih dikurangi lagi dengan kelalaian kita akibat tidak bisa memanage waktu. Kita pun tak tahu berapa menit atau berapa jam kah dalam sehari kita seenaknya mengulur-ulurkan waktu. So, inilah pentingnya peranan kalian untuk bisa memanfaatkan dan memanajemenkan waktu kita dalam sehari.
Lain halnya lagi dengan cerita yang terjadi pada teman saya. Dia adalah mahasiswi perguruan tinggi swasta yang ada di Jakarta Pusat. Sekarang dia semester 3. Dia tipe orang yang tepat waktu. Sewaktu-waktu dia berada di semester 1 dan 2, kampusnya mengadakan seminar ataupun workshop. Dia melihat dengan jelas kapan waktu acara itu akan dimulai. Dia pun datang 15 menit sebelum acara dimulai. Namun perjuangannya yang datang lebih awal dengan harap bisa mendapat pembelajaran yang berharga harus buyar tatkala acara itu ngaret hingga 1 jam. Dan ketika semester 3 ini, apabila kampusnya mengadakan acara seminar atau workshop dia memutuskan unutk datang telat. “Gue ga mau lagi menjadi orang pertama yang datang dan menunggu acara yang diadakan kampus gue, karena gue udah tahu kebiasaan kampus gue” ucapnya.
So, mulai dari sekarang cobalah untuk menghilangkan budaya atau penyakit jam karet ini dan biasakanlah melakukan segala hal dengan tepat waktu. Dengan begitu cap sebagai orang sukses pun bisa ada dan menempel di diri kita, karena orang yang sukses menyadari sekecil apapun waktu itu adalah buah kesuksesan mereka. Maju terus Indonesia-ku janganlah kita sampai tertinggal oleh bangsa-bangsa lain karena hal seperti ini. (MAULUDI RISMOYO)

Tidak ada komentar: