Kamis, 16 Februari 2012

Pemerasan Calo Terhadap Pembeli

Oleh: Mauludi Rismoyo ( 42090893 )

Jakarta, 12 Mei 2008
Calo merupakan orang yang bertindak sebagai penyelamat bagi orang lain tapi bisa juga bertindak sebagai penyebab kekesalan bagi orang lain. Maksudnya, sebagai penyelamat bagi orang lain ialah ketika seseorang itu sedang ingin menonton sebuah pertandingan sepak bola tapi sudah lama menunggu antrean ternyata tiket sudah habis dan disinilah calo datang sebagai sosok “super hero” untuk menyelamatkan penonton yang sudah jauh-jauh dari rumah dengan niat menonton dan mendukung tim kesayangannya bertanding.
Calo menawarkan harga yang amat sangat jauh berbeda dari harga tiket aslinya tapi kalau sudah niat, harga berapa pun siap dibayar asal orang itu bisa menonton dan mendukung tim kesayangannya secara langsung. Namun disisi lain penyebab kekesalan orang terhadap calo ialah karena dia yang sengaja membeli tiket dengan jumlah banyak tanpa sepengetahuan si penjaga loket tiketnya.
Di Indonesia sudah banyak berkeliaran para calo, mungkin calo bisa juga dijadikan opsi sebagai profesi yang akan terus turun temurun dilakukan oleh warga Negara kita. Identitas calo memang dipungkiri kita tidak bisa dibedakan. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak yang berwajib untuk bisa menghentikan peredaran calo yang ada di Indonesia ini.
SR (19) merupakan mahasiswa Universitas Swasta ternama yang ada di Jakarta, dia pernah menjadi pemerasan kekejaman calo. Kejadiannya berlangsung 2 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 12 Mei 2008, ketika dia dan 3 orang temannya datang ke Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta untuk menyaksikan pertandingan bulu tangkis. Saat itu di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta tengah berlangsung kejuaraan “Thomas Cup & Uber Cup”. Mereka berempat tinggal di Bekasi. Di saat ingin membeli tiket yang dipenuhi juga desakan para masyarakat Indonesia yang antusias ingin menonton, naas menimpa SR dan 1 orang temannya. Mereka berdua tidak mendapatkan tiket karena tiket juga sudah habis. Beruntung bagi 2 orang teman dari SR yang sukses mendapatkan tiketnya.
Diketahui ternyata yang awalnya mereka berempat terbagi menjadi dua. Jadi saat 2 temannya SR yang mengantre itu beda antreannya. Dua teman dari SR segera masuk ke stadion dan meninggalkan SR dan 1 orang temannya. Saat itu SR dan 1 temannya bingung harus kaya gimana lagi karena tiket pun tidak ada dan pertandingan akan segera dimulai, dan SR pun sempat berpikiran untuk pulang ke rumah.
“Tiba-tiba saya melihat sosok orang yang memiliki tampang kriminal, dan ternyata benar bahwa ia adalah seorang calo. Dan saya langsung menghampirinya dan menanyakan soal tiket” ucap SR. “Saya terkejut ketika calo tersebut bilang kalau harga satu tiketnya itu Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) dari harga awalnya Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).” Lanjutnya.
Saat SR tanyai seperti itu si calo berujar kalau tiketnya sudah ada yang pesan. Dan disini SR yang awalnya ragu untuk membeli akhirnya dia berusaha untuk mendapatkan tiketnya  walaupun diketahui harganya naik lima kali lipat dikarenakan sudah niat untuk menonton dan mendukung pebulu tangkis nasional kita. Lalu SR dan temannya diajak muter-muter ga jelas oleh si calo tersebut dan akhirnya SR mendapatkan tiket tersebut.
“Saya memang tidak suka terhadap sikap calo yang dengan gampangnya meninggikan harga. Tapi disini saya rela menghabiskan duit berapapun karena saya sudah niat menonton pertandingan bulu tangkis itu.” Ucapnya ketika saya wawancarai.
Di akhir wawancara saya dengan SR, SR berpesan “Jika anda yang ingin menyaksikan pertandingan bulu tangkis ataupun sepak bola cobalah untuk memesan tiket terlebih dahulu entah itu via Online atau via ATM. Jika tidak bisa dengan cara itu, coba anda datang lebih pagi dari jam pertandingannya dan usahakan untuk membawa uang lebih, takutnya anda tertimpa musibah seperti saya.”

Tidak ada komentar: