Kamis, 09 Februari 2012

“HILANG HANDPHONE!!” Liputan Yang Membawa Duka

Oleh: Mauludi Rismoyo ( 42090893 )

Jakarta, 28 Januari 2010
“Tangan-tangan jahil” selalu berkeliaran mulai di keramaian, di pasar, di bis, dan lainnya. Seolah-olah si “tangan-tangan jahil” ini tak memperdulikan akibatnya bagi dirinya sendiri. Jika ia tertangkap, ia akan dihakimi oleh massa sekitar atau jika ia tidak tertangkap, ia akan merasakan balasannya oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Itu pula yang dialami oleh seorang mahasiswa Bina Sarana Informatika cabang Ciledug jurusan Broadcasting semester 5 bernama AYI (nama samaran). Dia menjadi korban si “tangan-tangan jahil” tersebut. Dia kehilangan telepon genggam atau handphone.
Kejadiannya terjadi pada saat dia dan temannya sedang melakukan peliputan untuk mata kuliah Teknik Reportase, ketika itu dia sedang duduk dibangku kuliah semester 4, dimana dia dan temannya sedang meliput sebuah peristiwa “100 Hari Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono” pada tanggal 28 Januari 2010. Saat peristiwa “100 Hari Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono” terjadi aksi demo besar-besaran oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia di Indonesia mulai dari para organisasi islam, para mahasiswa dari seluruh Indonesia yang berkumpul menjadi satu kesatuan, dan lainnya yang saat itu menuntut agar kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono untuk diberhentikan.
Massa yang berjumlah banyak melakukan longmatch dari Bundarah Hotel Indonesia sampai ke Istana Negara. Ayi dan temannya berada dalam kumpulan massa tersebut. Dan peristiwa hilangnya handphone Ayi terjadi di Monumen Nasional (MONAS) saat dia dan temannya berisitirahat. Saat mereka berdua istirahat tiba-tiba terjadi kericuhan. Lalu, bergegas lah semua massa yang berada di daerah itu dan banyak juga para wartawan yang langsung ke tempat kejadian kericuhan tersebut. Ayi yang saat itu bertugas sebagai cameraman dalam mengerjakan tugasnya langsung bergegas kesana juga. Disaat dia sedang memngambil gambar kericuhan tersebut dengan cara high angle tiba-tiba ada yang merogoh kantung celananya dan hilanglah handphone merk Huawei miliknya. Kerugian yang ditaksir oleh Ayi sekitar Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
“Hal yang di luar dugaan apa yang dialami oleh saya. Saya mengira yang berada di sekitar kerumunan kericuhan tersebut adalah wartawan semuanya, jadi saya tak terlalu menghiraukan orang-orang yang berada di samping saya ketika saya sedang mengambil gambar kericuhan tersebut. Tapi dugaan saya salah dan memang sebelumnya tidak ada antisipasi dini yang dilakukan oleh saya.” Ucap Ayi saat diwawancarai oleh saya.
Di akhir wawancara antara saya dengan Ayi, Ayi ingin memberikan sedikit tips untuk menghindari apabila anda sedang melakukan sebuah peliputan dalam keadaan ramai. “Selalu waspada terhadap lingkungan sekitar anda, menyimpan barang bawaan yang dianggap anda penting ke dalam tas, dan selalu berhati-hati.” Ujarnya.

2 komentar:

A. Y. Indrayana mengatakan...

Ijin copas di... Untuk pelajaran para temen2 blogger gw hehe :d

ludhi_tabuti mengatakan...

oke ka'indra gapapa koq.